{[['']]}
“Bagian tato itu yang terburuk”,
Seperti kata Phill di seri ketiganya
ini yang seakan-akan
memberikan pernyataan bahwa
The Hangover Part II dua tahun
lalu yang melakukan copas
habis-habisan seri pertamanya
itu memang adalah sebuah sekuel
buruk. Lalu mengapa dengan
kualitas sekuel serendah itu
kemudian franchise komedi ini
masih percaya diri melanjutkan
dirinya sampai bagian ketiganya?
Ya, mungkin seperti rencana
awal, Todd Phillips ingin menutup
rangkaian kegilaan ini trilogi,
seperti layaknya banyak trilogi
besar, atau alasan simpel nan
klasik, karena pesona para
wolfpack masih besar dan masih
sanggup menjadi mesin pengeruk
Dollar yang efektif, bahkan seri
keduanya yang banyak
mendapatkan cacian itu masih
sanggup memberikan Warner Bros
Pictures hampir 600 juta Dollar,
padahal modal yang dikeluarkan
untuk berjalan-jalan ke Bangkok
dan melakukan segala kegilaan
deja vu itu ‘hanya’ 80 juta Dollar.
Seri pertamanya adalah sebuah
sajian komedi yang fresh dan
penuh dengan kejutan-kejutan
sinting dari awal hingga akhir.
Tentu saja sulit untuk kemudian
membuat kelanjutannya dengan
kualitas melebihi atau setidaknya
menyamainya.
Dan seri ketiganya ini juga masih sulit untuk menghadirkan sesuatu yang istimewa, namun kabar baiknya kita tidak merasakan lagi pengulangan besar-besaran seperti yang dilakukan seri keduanya meskipun formula dasarnya masih sama di mana geng Wolfpack; Phil (Bradley Cooper) dan Stu (Ed Helms) dan si troublemaker, Alan (Zach Galifianakis) kembali harus menyelamatkan sahabatnya Doug Billings (Justin Bartha) yang ditahan bos mafia, Marshall (John Goodman) yang marah besar karena Leslie Chow (Ken Jeong) mencuri emasnya. Satu-satunya yang bisa memberikan informasi tentang keberadaan Chow hanyalah Alan, dan bersama Phil dan Stu mereka harus mencari Chow dan mengembalikan emas-emas Marshall, atau Dough mati.
Tidak ada pernikahan, pesta bujangan semalam suntuk gila- gilaan yang berakhir dengan obat bius dan amenesia di pagi harinya, lalu apa yang tersisa di sini? Phillips tampaknya tahu bahwa seri keduanya itu adalah bencana, mengulangi apa yang terjadi di seri pertamanya dengan kadar kemiripan yang sampai menyentuh 80% itu bukan cara yang cerdas dalam membuat sebuah sekuel, jadi yang dilakukannya di sini adalah membuang beberapa pengulangan-pengulangannya, menginjeksinya dengan petualangan search & rescue baru yang seru yang tentu saja masih melibatkan trio wolfpack yang malang; Phill, Stu dan Alan mejelajahi Tijuana, Meksiko yang kotor sampai kembali ke titik awal, gemerlapnya kota dosa Las Vegas guna mencari orang Asia sinting bernama Chow yang sudah menjadi mimpi buruk sejak ketiganya bertemu pertama kali. Untuk mermaikan, Phillips memasukan John Goodman sebagai bos mafia kejam, Marshall dan jebolan Bridemaids, Melissa McCarthy yang didapuk sebagai penjaga toko gadai sekaligus love interst Alan selain kembalinya Heather Graham dan si bayi kecil Carlos. Tentu saja seperti yang sudah-sudah, Phillips masih menyelipkan begitu banyak joke-joke kotor, kurang ajar dan menjijikan di 100 menit The Hangover Part III.
Sejak insiden awal yang melibatkan Alan dan jerapahnya sampai salah satu after credit super kocak. Mungkin tidak semuanya berhasil memancing tawa, meskipun narasinya sendiri sebenarnya cukup seru untuk mengalihkan diri dari guyonannya yang aneh. Fokus tawanya masih ada pada Zach Galifianakis dengan segala kebodohan tingkat tingginya, sementara Cooper dan Helms masih setia sebagai pelengkap penderita, lalu Ken Jeong sendiri mendapatkan porsi terbanyaknya dibanding dua seri terdahulu minus adegan menganggu (baca: bugil).
Mungkin The Hangover 2008 lalu sudah membuat batasan begitu tinggi bagi Phillips yang membuatnya kesulitan untuk melanjutkannya ke sekuel-sekuel selanjutnya. Yang terjadi dengan kepercayaan yang begitu tinggi pada akhirnya adalah bencana di seri keduanya, dan The Hangover Part III yang dipaksakan untuk dilanjutkan sebagai penutup juga bukan sekuel yang begitu bagus, namun setidaknya ini masih lebih baik ketimbang part dua. Tetapi after credit-nya seakan-akan mengolok kita dan meninggalkan pertanyaan besar, apakah benar kegilaan ini akan berhenti sampai di sini? Atau…..
Dan seri ketiganya ini juga masih sulit untuk menghadirkan sesuatu yang istimewa, namun kabar baiknya kita tidak merasakan lagi pengulangan besar-besaran seperti yang dilakukan seri keduanya meskipun formula dasarnya masih sama di mana geng Wolfpack; Phil (Bradley Cooper) dan Stu (Ed Helms) dan si troublemaker, Alan (Zach Galifianakis) kembali harus menyelamatkan sahabatnya Doug Billings (Justin Bartha) yang ditahan bos mafia, Marshall (John Goodman) yang marah besar karena Leslie Chow (Ken Jeong) mencuri emasnya. Satu-satunya yang bisa memberikan informasi tentang keberadaan Chow hanyalah Alan, dan bersama Phil dan Stu mereka harus mencari Chow dan mengembalikan emas-emas Marshall, atau Dough mati.
Tidak ada pernikahan, pesta bujangan semalam suntuk gila- gilaan yang berakhir dengan obat bius dan amenesia di pagi harinya, lalu apa yang tersisa di sini? Phillips tampaknya tahu bahwa seri keduanya itu adalah bencana, mengulangi apa yang terjadi di seri pertamanya dengan kadar kemiripan yang sampai menyentuh 80% itu bukan cara yang cerdas dalam membuat sebuah sekuel, jadi yang dilakukannya di sini adalah membuang beberapa pengulangan-pengulangannya, menginjeksinya dengan petualangan search & rescue baru yang seru yang tentu saja masih melibatkan trio wolfpack yang malang; Phill, Stu dan Alan mejelajahi Tijuana, Meksiko yang kotor sampai kembali ke titik awal, gemerlapnya kota dosa Las Vegas guna mencari orang Asia sinting bernama Chow yang sudah menjadi mimpi buruk sejak ketiganya bertemu pertama kali. Untuk mermaikan, Phillips memasukan John Goodman sebagai bos mafia kejam, Marshall dan jebolan Bridemaids, Melissa McCarthy yang didapuk sebagai penjaga toko gadai sekaligus love interst Alan selain kembalinya Heather Graham dan si bayi kecil Carlos. Tentu saja seperti yang sudah-sudah, Phillips masih menyelipkan begitu banyak joke-joke kotor, kurang ajar dan menjijikan di 100 menit The Hangover Part III.
Sejak insiden awal yang melibatkan Alan dan jerapahnya sampai salah satu after credit super kocak. Mungkin tidak semuanya berhasil memancing tawa, meskipun narasinya sendiri sebenarnya cukup seru untuk mengalihkan diri dari guyonannya yang aneh. Fokus tawanya masih ada pada Zach Galifianakis dengan segala kebodohan tingkat tingginya, sementara Cooper dan Helms masih setia sebagai pelengkap penderita, lalu Ken Jeong sendiri mendapatkan porsi terbanyaknya dibanding dua seri terdahulu minus adegan menganggu (baca: bugil).
Mungkin The Hangover 2008 lalu sudah membuat batasan begitu tinggi bagi Phillips yang membuatnya kesulitan untuk melanjutkannya ke sekuel-sekuel selanjutnya. Yang terjadi dengan kepercayaan yang begitu tinggi pada akhirnya adalah bencana di seri keduanya, dan The Hangover Part III yang dipaksakan untuk dilanjutkan sebagai penutup juga bukan sekuel yang begitu bagus, namun setidaknya ini masih lebih baik ketimbang part dua. Tetapi after credit-nya seakan-akan mengolok kita dan meninggalkan pertanyaan besar, apakah benar kegilaan ini akan berhenti sampai di sini? Atau…..
CLICK HERE
ALTERNATIF LINK
CLICK HERE
SUBTITLE
CLICK HERE
Posting Komentar