{[['']]}
Diangkat dari seri buku cerita berjudul The Guardians of Childhood karya
William Joyce – yang film animasi pendek-nya, The Fantastic Flying
Books of Mr. Morris Lessmore, memenangkan Academy Awards pada tahun
lalu, Rise of the Guardians mencoba untuk menggabungkan beberapa tokoh
mitos ikonik ke dalam satu rangkaian cerita.
Dikisahkan, North (yang merupakan penggambaran dari Santa Claus, Alec Baldwin), E.Aster Bunnymund (yang merupakan penggambaran dari kelinci Paskah, Hugh Jackman), Tooth (yang merupakan penggambaran dari Peri Gigi, Isla Fisher) serta Sandy (penggambaran dari The Sandman yang bertugas untuk memberikan mimpi baik bagi para anak-anak) telah lama dipilih oleh Man in the Moon menjadi Guardians yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar perasaan bahagia selalu hadir dalam hati setiap anak-anak di dunia.
Sebaliknya, kebahagiaan dari anak-anak dan kepercayaan mereka terhadap karakter-karakter mitos tersebut adalah sebuah kekuatan tersendiri yang akan tetap mampu menjaga keberadaan dari para Guardians.
Setelah sekian lama tugas mereka tidak pernah menemui masalah, suatu malam North dikejutkan dengan kehadiran bayangan Pitch Black (Jude Law) yang dikenal sebagai sosok yang selalu menebar rasa takut dalam setiap kehadirannya.
Merasa khawatir, North lalu mengumpulkan para Guardians lainnya dan kemudian meminta petunjuk pada Man in the Moon mengenai langkah apa yang seharusnya mereka ambil untuk mencegah Pitch Black dari niatnya untuk menebar teror ketakutan pada anak-anak.
Secara mengejutkan, Man in the Moon kemudian menunjuk agar para Guardians merangkul Jack Frost (Chris Pine) – yang selama ini lebih dikenal sebagai karakter yang selalu menimbulkan kekacauan – untuk menjadi seorang Guardians lainnya.
Walau awalnya merasa tidak percaya, namun para Guardians akhirnya memilih untuk bekerjasama dengan Jack Frost dan mulai menyusun rencana untuk melawan kekuatan gelap Pitch Black.
Jalan cerita Rise of the Guardians sendiri harus diakui bukanlah sebuah jalan cerita yang mampu menawarkan sebuah tema penceritaan baru: sekelompok karakter protagonis harus bersatu untuk melawan satu sosok antagonis, serta dalam perjalanan tersebut, masing-masing mulai menemukan bahwa mereka sama-sama memiliki karakteristik unik yang kemudian justru dijadikan kekuatan dalam melawan sang karakter antagonis.
Dengan naskah cerita yang diadaptasi oleh David Lindsay-Abaire (Rabbit Hole, 2010), Rise of Guardians justru mampu memberikan sebuah sajian menarik melalui cara film ini ketika menghadirkan twist dalam kisah latar belakang kehidupan para karakter-karakter mitos yang selama ini telah begitu dikenal luas oleh banyak kalangan.
Lewat jalan yang sama itu pula, Lindsay-Abaire mampu menggali setiap karakter dengan baik sehingga dapat terasa begitu familiar dan hangat bagi para penonton film ini. Yang juga mampu membuat Rise of the Guardians tampil kuat bercerita adalah tata visual film ini yang mampu menghadirkan sajian-sajian gambar yang begitu indah.
Rise of the Guardians juga merupakan salah satu film animasi yang berhasil memanfaatkan penggunaan teknologi 3D dengan begitu baik. Kehadiran teknologi 3D tersebut membuat banyak adegan dalam film ini menjadi jauh lebih hidup dan mengesankan.
Keberhasilan penggalian kisah para karakter yang dihadirkan dalam film ini juga didukung dengan kemampuan para pengisi suara untuk menjadikan karakter mereka menjadi hidup. Diantara seluruh pengisi suara, Jude Law mampu hadir dengan istimewa dalam membawakan karakter antagonisnya, Pitch Black. Begitu juga dengan Hugh Jackman yang hadir membawakan aksen Australia-nya pada karakter E.Aster Bunnymund.
Rise of the Guardians juga menampilkan karakter-karakter pendukung kecil yang seringkali mampu mencuri perhatian lewat gerak-geriknya maupun dialog one-liner yang jenaka – satu kekhasan yang sepertinya terus digunakan semenjak kesuksesan para karakter minions dalam Despicable Me (2010).
Rise of the Guardians mungkin adalah salah satu contoh dimana sebuah film mampu bercerita lebih kuat melalui tampilan visualnya daripada sajian naskah ceritanya – walau hal tersebut tidak murni berarti bahwa Rise of the Guardians memiliki sebuah susunan naskah cerita yang buruk. Plot cerita film ini jelas merupakan sebuah plot cerita petualangan standar yang telah berulang kali diproduksi Hollywood. Keberhasilan penulis naskah David Lindsay-Abaire untuk membangun karakter-karakter mitos ikonik dengan latar belakang kehidupan berbeda-lah yang kemudian membuat jalan cerita Rise of the Guardians mampu tampil sedikit istimewa.
Didukung dengan kemampuan para pengisi suara film ini untuk menghidupkan karakter-karakter yang mereka perankan, Rise of the Guardians berhasil hadir sebagai sebuah film animasi yang sangat menyenangkan untuk disaksikan.
Dikisahkan, North (yang merupakan penggambaran dari Santa Claus, Alec Baldwin), E.Aster Bunnymund (yang merupakan penggambaran dari kelinci Paskah, Hugh Jackman), Tooth (yang merupakan penggambaran dari Peri Gigi, Isla Fisher) serta Sandy (penggambaran dari The Sandman yang bertugas untuk memberikan mimpi baik bagi para anak-anak) telah lama dipilih oleh Man in the Moon menjadi Guardians yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar perasaan bahagia selalu hadir dalam hati setiap anak-anak di dunia.
Sebaliknya, kebahagiaan dari anak-anak dan kepercayaan mereka terhadap karakter-karakter mitos tersebut adalah sebuah kekuatan tersendiri yang akan tetap mampu menjaga keberadaan dari para Guardians.
Setelah sekian lama tugas mereka tidak pernah menemui masalah, suatu malam North dikejutkan dengan kehadiran bayangan Pitch Black (Jude Law) yang dikenal sebagai sosok yang selalu menebar rasa takut dalam setiap kehadirannya.
Merasa khawatir, North lalu mengumpulkan para Guardians lainnya dan kemudian meminta petunjuk pada Man in the Moon mengenai langkah apa yang seharusnya mereka ambil untuk mencegah Pitch Black dari niatnya untuk menebar teror ketakutan pada anak-anak.
Secara mengejutkan, Man in the Moon kemudian menunjuk agar para Guardians merangkul Jack Frost (Chris Pine) – yang selama ini lebih dikenal sebagai karakter yang selalu menimbulkan kekacauan – untuk menjadi seorang Guardians lainnya.
Walau awalnya merasa tidak percaya, namun para Guardians akhirnya memilih untuk bekerjasama dengan Jack Frost dan mulai menyusun rencana untuk melawan kekuatan gelap Pitch Black.
Jalan cerita Rise of the Guardians sendiri harus diakui bukanlah sebuah jalan cerita yang mampu menawarkan sebuah tema penceritaan baru: sekelompok karakter protagonis harus bersatu untuk melawan satu sosok antagonis, serta dalam perjalanan tersebut, masing-masing mulai menemukan bahwa mereka sama-sama memiliki karakteristik unik yang kemudian justru dijadikan kekuatan dalam melawan sang karakter antagonis.
Dengan naskah cerita yang diadaptasi oleh David Lindsay-Abaire (Rabbit Hole, 2010), Rise of Guardians justru mampu memberikan sebuah sajian menarik melalui cara film ini ketika menghadirkan twist dalam kisah latar belakang kehidupan para karakter-karakter mitos yang selama ini telah begitu dikenal luas oleh banyak kalangan.
Lewat jalan yang sama itu pula, Lindsay-Abaire mampu menggali setiap karakter dengan baik sehingga dapat terasa begitu familiar dan hangat bagi para penonton film ini. Yang juga mampu membuat Rise of the Guardians tampil kuat bercerita adalah tata visual film ini yang mampu menghadirkan sajian-sajian gambar yang begitu indah.
Rise of the Guardians juga merupakan salah satu film animasi yang berhasil memanfaatkan penggunaan teknologi 3D dengan begitu baik. Kehadiran teknologi 3D tersebut membuat banyak adegan dalam film ini menjadi jauh lebih hidup dan mengesankan.
Keberhasilan penggalian kisah para karakter yang dihadirkan dalam film ini juga didukung dengan kemampuan para pengisi suara untuk menjadikan karakter mereka menjadi hidup. Diantara seluruh pengisi suara, Jude Law mampu hadir dengan istimewa dalam membawakan karakter antagonisnya, Pitch Black. Begitu juga dengan Hugh Jackman yang hadir membawakan aksen Australia-nya pada karakter E.Aster Bunnymund.
Rise of the Guardians juga menampilkan karakter-karakter pendukung kecil yang seringkali mampu mencuri perhatian lewat gerak-geriknya maupun dialog one-liner yang jenaka – satu kekhasan yang sepertinya terus digunakan semenjak kesuksesan para karakter minions dalam Despicable Me (2010).
Rise of the Guardians mungkin adalah salah satu contoh dimana sebuah film mampu bercerita lebih kuat melalui tampilan visualnya daripada sajian naskah ceritanya – walau hal tersebut tidak murni berarti bahwa Rise of the Guardians memiliki sebuah susunan naskah cerita yang buruk. Plot cerita film ini jelas merupakan sebuah plot cerita petualangan standar yang telah berulang kali diproduksi Hollywood. Keberhasilan penulis naskah David Lindsay-Abaire untuk membangun karakter-karakter mitos ikonik dengan latar belakang kehidupan berbeda-lah yang kemudian membuat jalan cerita Rise of the Guardians mampu tampil sedikit istimewa.
Didukung dengan kemampuan para pengisi suara film ini untuk menghidupkan karakter-karakter yang mereka perankan, Rise of the Guardians berhasil hadir sebagai sebuah film animasi yang sangat menyenangkan untuk disaksikan.
DOWNLOAD
SUBTITLE
Posting Komentar