{[['']]}
Kita sudah pernah melihat keduanya,
pertama, sebuah space thriller tentang
perjalanan luar angkasa ambisus yang
berubah menjadi mimpi buruk, kedua,
dokumenter palsu (baca: mokumentari)
yang dibungkus dengan editing “kasar”
dan shaky camera, bahkan kedua
elemen ini sudah pernah bertemu dalam
Apollo 18 yang sayangnya berakhir
buruk 2011 lalu.
Tetapi Europa Report adalah kasus
berbeda meskipun ia masih
menawarkan plot familiar. Ini tentang
ekspedisi besar yang dilakukan
setengah lusin astronot (salah satunya
ada menuju Europa (bulan a.k.a satelit
milik planet raksasa Jupiter) guna
mencari kehidupan dibalik permukaan
es tebalnya.
Tentu saja seperti yang sudah-sudah
ini bukan perjalanan yang mudah dan
menjadi lebih buruk ketika hal-hal
tidak diinginkan diluar rencana mulai
menghalangi seperti yang terburuk
ketika hubungan komunikasi dengan
bumi terputus dan membuat mereka
terjebak dalam perjalanan panjang
tanpa ada yang mengetahui
keberadaanya.
Jika kamu merasa plotnya basi, pikir lagi? Europa Report memang mengambil premis yang sudah pernah kamu dengar sejak Alien-nya Ridley Scott sampai Prometheus, tetapi seperti yang di katakan di atas ini berbeda, kenapa? Pertama ia digarap dengan cermat dan meyakinkan oleh sutradara Ekuador Sebastián Cordero dengan naskah garapan Philip Gelatt yang terinspirasi dari penemuan sebuah danau di bawah lapisan es tebal Europa 2011 lalu oleh NASA. Cordero menggunakan gaya faux- found footage bersama banyak rekaman “mentah” yang tertangkap dari kamera- kamera yang terpasang di dalam maupun luar pesawat luar angksa, termasuk beberapa dari kamera genggam, serta beberapa wawancara yang tidak mungkin kamu temukan dalam Discovery Channel. Dari sektor teknis ini Cordero berhasil menghadirkan nuansa realistis yang kuat tanpa harus membuat penontonnya muntah, sebaliknya Codero akan memberikanmu gambar-gambar yang “tenang” dan visual cantik, dan ini luar biasa untuk ukuran indie seperti ini.
Di sini lain, Codero sendiri tidak mau berusaha terlalu menyakinkan kita bahwa ini adalah produk nyata seperti yang dilakukan mocku lain (Lihat ada Sharlto Copley, Daniel Wu dan Embeth Davidtz yang seperti kita ketahui jelas bukan astronot atau orang NASA). Tetapi nuansa realistis saja tidak cukup buat genre seperti ini, Cordero juga lihai menjaga tensinya sejak awal-awal film yang tenang dengan menambah kadar suspense klaustrofobik ketatnya (hampir 85% setnya berada di dalam peswat luar angkasa sempit) secara perlahan namun pasti yang juga suskes berpadu padan dengan hembusan aroma creepy khususnya di setengah jam terakhir yang medebarkan dengan pengunaan spesial efek yang tepat.
Mungkin bagi penonton yang terlalu mengharapkan banyak penampakan atau momen-momen mengerikan akan sedikit kecewa karena Cordero memfokuskan semuanya pada teror atmosferik luar angkasanya yang misterius dan faktor utama kedua, karkater-karakternya yang kuat. Toh, sesuatu yang tidak atau sedikit saja kamu ketahui itu punya efek yang jauh lebih menakutkan, dan Cordero tahu benar soal ini. Ya, semua karakternya bermain solid. Interaksi dan chemistry keenam kru sama realistisnya dengan presentasinya, tidak peduli kamu menemukan wajah familiar macam Sharlto Copley di sini) itu sama sekali tidak berefek besar dalam kenikmatan menonton. Elemen survival bekerja efektif untuk menggambarkan dinamika yang terjadi di dalam. Ada pengorbanan besar tanpa terlihat berlebihan, tujuan utama mereka adalah bahwa misi yang diemban setidaknya harus menghasilkan sesuatu buat kemanusiaan.
Polesan plot familiar yang mengerikan dan mendebarkan, visual cantik dan teknis realistis serta akting kuat para pemainnya adalah elemen-elemen yang kamu temukan dalam 90 menit Europa Report, dan hebatnya ini bukan space thriller besar macam franchise Alien namun kadar aroma eerie dan teror luar angkasa yang kamu dapatkan nyaris sama, tidak peduli minim spesial efek mahal atau penampakan alien ganas, ini adalah tontonan fiksi ilmiah indie yang wajib kamu tonton setelah Moon yang hebat itu.
Jika kamu merasa plotnya basi, pikir lagi? Europa Report memang mengambil premis yang sudah pernah kamu dengar sejak Alien-nya Ridley Scott sampai Prometheus, tetapi seperti yang di katakan di atas ini berbeda, kenapa? Pertama ia digarap dengan cermat dan meyakinkan oleh sutradara Ekuador Sebastián Cordero dengan naskah garapan Philip Gelatt yang terinspirasi dari penemuan sebuah danau di bawah lapisan es tebal Europa 2011 lalu oleh NASA. Cordero menggunakan gaya faux- found footage bersama banyak rekaman “mentah” yang tertangkap dari kamera- kamera yang terpasang di dalam maupun luar pesawat luar angksa, termasuk beberapa dari kamera genggam, serta beberapa wawancara yang tidak mungkin kamu temukan dalam Discovery Channel. Dari sektor teknis ini Cordero berhasil menghadirkan nuansa realistis yang kuat tanpa harus membuat penontonnya muntah, sebaliknya Codero akan memberikanmu gambar-gambar yang “tenang” dan visual cantik, dan ini luar biasa untuk ukuran indie seperti ini.
Di sini lain, Codero sendiri tidak mau berusaha terlalu menyakinkan kita bahwa ini adalah produk nyata seperti yang dilakukan mocku lain (Lihat ada Sharlto Copley, Daniel Wu dan Embeth Davidtz yang seperti kita ketahui jelas bukan astronot atau orang NASA). Tetapi nuansa realistis saja tidak cukup buat genre seperti ini, Cordero juga lihai menjaga tensinya sejak awal-awal film yang tenang dengan menambah kadar suspense klaustrofobik ketatnya (hampir 85% setnya berada di dalam peswat luar angkasa sempit) secara perlahan namun pasti yang juga suskes berpadu padan dengan hembusan aroma creepy khususnya di setengah jam terakhir yang medebarkan dengan pengunaan spesial efek yang tepat.
Mungkin bagi penonton yang terlalu mengharapkan banyak penampakan atau momen-momen mengerikan akan sedikit kecewa karena Cordero memfokuskan semuanya pada teror atmosferik luar angkasanya yang misterius dan faktor utama kedua, karkater-karakternya yang kuat. Toh, sesuatu yang tidak atau sedikit saja kamu ketahui itu punya efek yang jauh lebih menakutkan, dan Cordero tahu benar soal ini. Ya, semua karakternya bermain solid. Interaksi dan chemistry keenam kru sama realistisnya dengan presentasinya, tidak peduli kamu menemukan wajah familiar macam Sharlto Copley di sini) itu sama sekali tidak berefek besar dalam kenikmatan menonton. Elemen survival bekerja efektif untuk menggambarkan dinamika yang terjadi di dalam. Ada pengorbanan besar tanpa terlihat berlebihan, tujuan utama mereka adalah bahwa misi yang diemban setidaknya harus menghasilkan sesuatu buat kemanusiaan.
Polesan plot familiar yang mengerikan dan mendebarkan, visual cantik dan teknis realistis serta akting kuat para pemainnya adalah elemen-elemen yang kamu temukan dalam 90 menit Europa Report, dan hebatnya ini bukan space thriller besar macam franchise Alien namun kadar aroma eerie dan teror luar angkasa yang kamu dapatkan nyaris sama, tidak peduli minim spesial efek mahal atau penampakan alien ganas, ini adalah tontonan fiksi ilmiah indie yang wajib kamu tonton setelah Moon yang hebat itu.
CLICK HERE
SUBTITLE
CLICK HERE
Posting Komentar