{[['']]}
Hari Ini Pasti Menang bukanlah Garuda di Dadaku (2009) atau Tendangan Dari Langit (2011) atau kebanyakan film Indonesia lainnya yang menghadirkan drama seputar olahraga sepakbola di dalam jalan penceritaannya. Seperti film terakhir yang ia arahkan, Romeo & Juliet (2009), Andibachtiar Yusuf kembali menawarkan warna lain dalam tema penceritaan yang sebenarnya telah banyak dieksplorasi oleh kebanyakan para pembuat film lainnya.
Bekerjasama dengan penulis naskah Swastika Nohara, alih-alih menghadirkan alur cerita yang berfokus pada drama keluarga, tema nasionalisme maupun kisah from zero to hero yang selalu terkait dalam film-film bertema olahraga, Andibachtiar justru memberikan fokus besar pada dunia judi yang selalu menyertai setiap penyelenggaraan acara olahraga besar serta berbagai intrik politik yang bergerak dibelakangnya.
Kelam, namun dengan pengarahan Andibachtiar yang begitu lugas, Hari Ini Pasti Menang mampu menjelma menjadi salah satu drama olahraga paling cerdas yang pernah dirilis di industri film Indonesia.
Berlatar belakang lokasi pada sebuah alternate universe dari negara Indonesia pada tahun 2014 – dimana Indonesia digambarkan sebagai sebuah negara yang memiliki prestasi luar biasa di bidang olahraga sepakbola – termasuk berhasil lolos ke kompetisi Piala Dunia – dan para pemainnya menjadi incaran banyak klub-klub besar dunia namun tetap masih menghadapi korupsi sebagai penyakit sosial terbesarnya, Hari Ini Pasti Menang memberikan fokus utama ceritanya pada karakter Gabriel Omar Baskoro (Zhendy Zain), seorang pemain sepakbola Indonesia yang juga anak seorang politikus terkenal, Edi Baskoro (Mathias Muchus), dan dikenal sebagai sosok yang muda, tampan dan memiliki deretan prestasi kelas dunia.
GO8 – julukan yang diberikan media dan penggemar pada Gabriel – memang adalah seorang pesepakbola yang sangat berbakat. Namun, dibalik popularitas yang ia miliki, GO8 dicurigai terlibat dalam aksi mafia judi dan pengaturan hasil pertandingan untuk memperkaya dirinya sendiri.
Kecurigaan itu sendiri datang dari sosok sahabat yang sebenarnya telah dikenal GO8 semenjak kecil, Andien (Tika Putri). Andien, yang kini berprofesi sebagai wartawan, sedang melakukan investigasi mengenai bagaimana rumitnya tingkat perjudian yang terbentuk dalam setiap pertandingan sepakbola di Indonesia dan melibatkan banyak pihak-pihak penting, termasuk pemerintah.
Penyelidikan Andien yang dimulai dari para pelaku judi di tingkat bawah secara perlahan mulai membuka borok orang-orang yang sebenarnya berlaga di setiap pertandingan sepakbola, termasuk GO8 dan pelatihnya, Dimas Bramantyo (Ray Sahetapy). Akibat penyelidikannya yang berjalan alot, Andien sendiri mulai merasakan konsekuensinya: kehidupannya sehari-hari mulai menadapatkan teror dari orang-orang tak dikenal yang mengancam akan melenyapkan nyawanya.
Posting Komentar