{[['']]}
Bollywood memicu kontroversi melalui film thriller mata-mata terbaru mereka, "Madras Cafe", yang penggambarannya tentang pemberontak dalam perang saudara Sri Lanka telah menyuarakan keprihatinan di kalangan populasi Tamil India yang cukup besar.
Film yang mulai tayang di India bulan lalu itu, menampilkan John Abraham sebagai agen rahasia India tak lama setelah pasukan penjaga perdamaian yang dikirim oleh New Delhi ke Sri Lanka terpaksa ditarik pada tahun 1990 setelah pertempuran tiga tahun dengan pemberontak Macan Tamil.
Sutradara Shoojit Sircar menggambarkan "Madras Cafe", yang pengambilan gambarnya dilakukan di negara bagian barat daya India Kerala, sebagai film politis bergenre keras yang menampilkan konspirasi dan spionase. India memiliki populasi Tamil besar dan aktif secara politik di bagian selatan. Para aktivis India Selatan telah menyuarakan keprihatinan mereka atas penggambaran film itu tentang pemberontak dalam konflik berdarah tersebut.
Meskipun demikian Sircar bersikeras bahwa film yang berlatarbelakang pada awal tahun 1990, tidak berpihak. "Pesan besar adalah bahwa dalam perang saudara, warga sipil yang paling menderita," katanya. Sekalipun karakter utama dalam film ini adalah fiktif, Sircar mengatakan ia telah "menggunakan referensi nyata, menggambarkan kelompok pemberontak, pejuang kemerdekaan revolusioner, Pasukan Penjaga Perdamaian India (dan) menunjukkan bagaimana keterlibatan India dan kekacauan yang terjadi".
Film yang mulai tayang di India bulan lalu itu, menampilkan John Abraham sebagai agen rahasia India tak lama setelah pasukan penjaga perdamaian yang dikirim oleh New Delhi ke Sri Lanka terpaksa ditarik pada tahun 1990 setelah pertempuran tiga tahun dengan pemberontak Macan Tamil.
Sutradara Shoojit Sircar menggambarkan "Madras Cafe", yang pengambilan gambarnya dilakukan di negara bagian barat daya India Kerala, sebagai film politis bergenre keras yang menampilkan konspirasi dan spionase. India memiliki populasi Tamil besar dan aktif secara politik di bagian selatan. Para aktivis India Selatan telah menyuarakan keprihatinan mereka atas penggambaran film itu tentang pemberontak dalam konflik berdarah tersebut.
Meskipun demikian Sircar bersikeras bahwa film yang berlatarbelakang pada awal tahun 1990, tidak berpihak. "Pesan besar adalah bahwa dalam perang saudara, warga sipil yang paling menderita," katanya. Sekalipun karakter utama dalam film ini adalah fiktif, Sircar mengatakan ia telah "menggunakan referensi nyata, menggambarkan kelompok pemberontak, pejuang kemerdekaan revolusioner, Pasukan Penjaga Perdamaian India (dan) menunjukkan bagaimana keterlibatan India dan kekacauan yang terjadi".
Posting Komentar